Merayakan HUT ke 264, Jogja Tetap Menjadi Candu dan Rindu
Jogja, sebuah tempat romantis nan rupawan yang menjadi jiwa bagi Pulau Jawa. Pribadinya menarik dan mengesankan, membius banyak orang. Sehingga wajar rasanya bila jatuh cinta padanya menjadi hal yang tak terelakkan.
Jogja adalah penggoda ulung yang pandai memikat hati siapa saja yang datang berkunjung. Dalam waktu singkat saja, ada begitu banyak orang dibuat jatuh cinta olehnya. Mulai dari kesederhanaan, keramahan, seni dan budaya, kuliner hingga ritme hidup yang berbeda dan khas menjadi alasan mengapa banyak orang tak ingin pergi dari tempat ini. Siapa yang tak suka dengan sebuah kesederhanaan, terlebih lagi jika hal itu disandingkan dengan sebuah keramahan tanpa balas . ya Jogja menjadi Candu dan Rindu bagi siapa saja yang singgah.
Tepat 7 Oktober 2020 kemarin dan masih berada dalam masa pandemi, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Yogyakarta ke-264 tahun kali ini berlangsung sederhana.. Bulan demi bulan dilewati dan tanpa disadari, kita mulai terbiasa dengan semua keadaan ini, bahkan ritme kehidupan yang tentu saja berbeda dengan sebelum adanya pandemi ini.
Biasanya, perayaan HUT Yogyakarta dimeriahkan sederet acara yang melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung. Sebut saja, Malioboro Coffee Night, Jogja Symphony Orchestra, dan puncaknya Wayang Jogja Night Carnival. Namun, pada tahun ini perayaan digelar secara virtual. Semua itu tidak menyiutkan semangat kami yang berada di jogja untuk tetap menyambut hari jadi kota Yogyakarta yang ke 264 dengan tema “Tan Mingkuh Tumapak ing Jaman Anyar' yang memiliki makna Pantang Mundur, Penuh Semangat memasuki Era Adaptasi Kebiasaan Baru.
DIRGAHAYU JOGJAKU YANG KE 264
TETAPLAH MENJADI CANDU DAN RINDU
BAGI SETIAP ORANG YANG DATANG KE JOGJA
Jangan Lupa Bahagia dan Senyum Hari Ini